MANUSIA DAN KEINDAHAN
1.
Pengertian Keindahan
Keindahan,
sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal
dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu
yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi
tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan
atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau
gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau
kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai
keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan
dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya.
Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau
memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu,
untuk kesempurnaannya.
Menurut Leo Tolstoy (Rusia),
dalam bahasa Rusia tcrdapat istilah yang serupa dengan keindahan yaitu “krasota”, artinya that wich pleases the
sigh atau suatu yang mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang melihat
dengan mata. Bangsa Rusia tidak punya pengertian keindahan untuk musik. Bagi
bangsa Rusia yang indah hanya yang dapat dilihat mata (Leo Tolstoy). Jadi
menurut Leo Tolstoy, keindahan itu adalah sesuatu yang mendatangkan rasa
menyenangkan bagi yang melihat.
Menurut Alexander Baurngarten
(Jerman), keindahan itu dipandang scbagai kcseluruhan yang
mcrupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang bagian-bagian itu crat
hubungannya satu dengan yang lain, juga dengan keselunuhan. (Beauty is on of parts in their manual
relations and in their relations to the whole).
Menurut Sulzer,
yang indah iu hanyalah yang baik. Jika bcluni haik, ciptaan itu bclum indah.
Keindahan hartis dapat memupuk pcrasaan moral. Jadi ciptaan amoral adalah tidak
indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
Dalam
bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum”
yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata
sifat untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios,
kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα,
hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani Koine,
keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang sepatutnya.”
2.
Membedakan Keindahan Sebagai Kualitas Abstrak dan Sebagai Suatu Benda
Keindahan
sebagai suatu kualitas abstrak (Beauty as
an abstract quality) menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan bersifat
nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu yang tidak bisa
dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita. Keindahan sebagai
kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang keindahan di mana keindahan
tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang
menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya.
Sedangkan
keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah keindahan yang
memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak di
mana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan
secara umum dan dapat dengan mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
Contoh
keindahan dalam bentuk benda:
Secara alami : Manusia
menaruh rasa kagum atas keindahan alam yang merupakan ciptaan dari Yang Maha Kuasa.
Buatan tangan : Karya
seni yang memiliki nilai estetika yang dapat dinilai oleh manusia.
Menurut
cakupan orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita yang
abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Dalam pembatasan filsafah
kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat
pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni:
a) keindahan dalam arti
yang luas
b) keindahan dalam arti
estetis murni
c) keindahan dalam arti
terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
3.
Pengertian Keindahan Seluas-luasnya
Dalam
artian luas, pengertian ini masih diambil dari bangsa yunani yang didalamnya
mencakup pula kebaikan. Menurut beberapa ahli antara lain:
Plato
mengatakan bahwa watak yang indah adalah hukum yang indah.
Aristoteles
mengatakan bahwa keondahan merupakan sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan.
Plotinus
menuliskan dalam bukunya tentang ilmu yang indah dan kebijakan yang indah.
Dari
beberapa ahli tersebut, bangsa Yunani tetap mengatakan bahwa keindahan adalah
sesuatu ilmu dan ada yang indah dan akan terus berlangsung.bangsa yunani lebih
berbicara tentang arti keindahan dalam arti estetik yang disebut sebagai
‘symmetria” untuk keindahan yang berdasarkan penglihatan semata dan harmonia
untuk keindahan yang berdasarkan pendengaran.
-
Keindahan Seni : Seni sering sekali
menjadi penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat objeknya.
Seseorang paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.
-
Keindahan Alam : Keindahan yang ada di
sekitar kita, keindahan yang dapat dinikmati dengan mengamati pemandangan yang
menakjubkan dari lingkungan sekitar kita.
-
Keindahan Moral : Keindahan yang
terwujud dari sikap dan perilaku baik yang dilakukan manusia dengan ikhlas.
-
Keindahan Intelektual : Keindahan
berdasarkan ilmu pengetahuan
4.
Pengertian Nilai Estetik
Nilai
Estetik timbul dari seberapa indah suatu objek yang di lihat oleh kita,Estetik
berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat. Dan
Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang
indah. Jadi Nilai Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan
yang kita rasakan setelah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa
indah objek tersebut.
Nilai Estetika biasa nya ada
pada bidang/dunia seni, karna seni merupakan salah satu dunia yang selalu
menghadirkan keindahan dalam setiap kali kita merasakan nya,pada seni Nilai
Estetik sangat di butuhkan agar para seniman dapat menyajikan keindahan ketika
mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penonton.dan juga bisa di gunakan
untuk layak atau tidak nya suatu seni untuk di pertontonkan ke masyarakat.
Bidang seni erat kaitan nya
dengan nilai Estetik, sebagai contoh bidang pada seni yang membutuhkan nilai
Estetik yaitu bidang musik, di bidang musik sangat di butuhkan keindahan agar
keindahan dari musik yang di mainkan dan dengar oleh para pendengar musik, ketika
musik dimainkan barulah musik itu di nilai dan memiliki nilai Estetik.
5.
Membedakan Pengertian Nilai Intrinsik dan Nilai Ekstrinsik.
Nilai
Ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atausarana
untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/Contributory
value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai
Intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai
suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh:
1) Puisi, bentuk puisi
yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai
ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat
benda) puisi itu disebut Nilai Intrinsik.
2) Tari, tarian
Kecak dari Bali suatu tarian yang halus segala macam jenis pakaian dan
gerak- geriknya. Dan merupakan nilai ekstrinsik.
Perbedaan hubungan
nilai ekstrinsik dengan nilai intrinsik.
Nilai
Ekstrinsik
|
Nilai
Intrinsik
|
Kualiti yang diterima
atau ditolak sebagai alat mencapai sesuatu matlamat.
|
Kualiti yang diterima
atau ditolak semata-mata kerana ia baik atau buruk tanpa mengambil kira
kesannya.
|
Bergantung pada nilai
lain untuk mencapai sesuatu matlamat.
|
Tidak bergantung pada
nilai lain Nilai peringkat kedua, misalnya berani, rajin dan hormat
menghormati.
|
Nilai peringkat
kedua, misalnya berani, rajin dan hormat menghormati
|
Nilai peringkat
pertama, misalnya baik hati, kasih sayang, keadilan
|
6.
Membedakan Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang
merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan.
Ekstansi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah.
Apabila
kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi
itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan
faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau
tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka
tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
Manusia
menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami
tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau
pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan
manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain
sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba-sempurnaan
kehidupan manusia.
7.
Teori-teori Renungan
Renungan
berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu,
atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah pembicaraan diri
kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal. Hasil dari
merenung juga dapat disebut renungan. Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu
kadar renungannya satu sama lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya
sama, lebih pula apabila objek renungannya berbeda. Jadi apa yang
direnungkannya itu bergantung kepada objek dan subjek.
Setiap
kegiatan untuk merenung atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang dimiliki
dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses
pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa. Contoh
hasil renungan yang menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya
gravitasinya.
Pemikiran
kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah proeses berpikir
yang logik dan analitik. Berpikir
merupakan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik
menunjuk pola berpikir secara luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik
ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang
logik akan menjadi tidak logik bila ditinjau dari sudut logika yang lain.
Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
1. Menyeluruh, artinya
pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu.
Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu
yang lain. Hubungan ilmu dengan mor al seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar, artinya
pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar gejala),
sehingga dapat dijadikan dasar berpjak bagi segenap bidang keilmuan.
3. Spekulatif, artinya
hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran
selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah
wilayah pengetahuan yang baru.
Renungan
atau pemikiran yang dibahas ialah yang berhubungan dengan keindahan. Setiap
hasil seni lahir dari hasil renungan. Tanpa direnungkan hasil seni tidak akan
mencapai keindahan. Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan
atau penciptaan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, ialahTeori
Pengungkapan, Teori Metafisika, dan Teori Psikologis. Masing-masing dari teori
itu ada tokohnya.
Dalam
Teori Pengungkapan dikatakan oleh Benedetto Croce, bahwa seni adalah pengungkapan kesan- kesan. Dalam Teori
Metafisika,Plato mengendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi,
sebagai realita Ilahi itu. Dari teori permainan yang masih tergolong teori Odi
kologik dengan tokohnya Freidrick Schiller dan Herbert Spencer, Schiller
menyatakan bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain- main (Play Impulse).
Pada
proses jiwa seniman pada waktu merenung dalam rangka menciptakan seni, menurut
Keats selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut, ketidaktentuan, misterius (Negative Capability). Justru seniman
yang tidak memiliki kemampuan negatif tidak mampu menciptakan keindahan.
Kemampuan negatif ini identik dengan proses mencari. Mencari yang dimaksud
ialah mencari keindahan, karena yang bersangkutan merasa belum puas atas
keindahan yang telah diciptakan.
Selain
dari pada itu Keats menyatakan, bahwa
untuk mengatasi ketakutan ialah berkuasanya hal - hal yang sesaat. Baginya hal
- hal yang sesaat itu merupakan pelatuk yang meledakkan imajinasi, dan
imajinasi ini yang membentuk konsep keindahan. Selanjutnya konsep keindahan
adalah abstrak. Konsep itu baru dapat berkomunikasi setelah diberi bentuk.
Seperti halnya Gesang, setelah ia bermain di Bengawan Solo ia merenung. Ia
menemukan konsep keindahan. Tetapi konsep
keindahan belum berkomunikasi, barulah berkomunikas setelah diberi
bentuk, yaitu lagu “ Bengawan Solo” yang ter kenal itu.
8.
Teori-teori Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar
rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai
itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian
harus dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah. Atau disesuaikan
dengan kulitnya. Apabila cara memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan.
Sebaliknya, bila serasi benar akan membuat orang puas karenanya. Atau orang
yang berkulit hitam kurang pantas bila memakai baju warna hijau, karena warna
itu justru menggelapkan kulitnya.
Pertentangan pun menghasilkan keserasian. Misalnya dalam
dunia musik, pada hakekatnya irama yang mengalun itu merupakan pertentangan
suara tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut.
Karena itu, dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir
menjelaskan, bahwa keindahan pada
dasarnya adalah sejumlah kualita/pokok tertentu yang terdapat
pada sesuatu hal; Kualitas yang
paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity),
Keselarasan (Harmony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan Pertentangan (Contrast). Selanjutnya dalam hal
keindahan itu di katakan ter susun dar i ber bagai keselar asan dan per
tentangan dari garis, warna, bentuk dan kata-kata. Tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa Keindahan adalah suatu
kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan
si pengamat.
Menurut The Liang Gie ada 2 Teori dalam menciptakan seni
antara lain: (1) Teori Objektif (Plato, Hegel, Bernard Bocanguat); dan (2) Teori
Subyektif (Henry Home, Earlof Shaffesbury, Edmund Burke)
Salah
satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari
keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau
hanya terdapat dalam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari
persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai
teori ogjektif dan subjektif.
Teori
Objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai
estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang
bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Yang menjadi masalah ialah
ciri-ciri khusus manakah yang memnuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap
bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad
ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain
menyatakan bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhnya asas-asas
tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda. Pendukung teori objectif adalah
Plato dan Hegel.
Teori
Subjektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu
tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu
benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada penerapan dan si pengamat
itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal
itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik
sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Pendukung nya adalah Henry Home,
Earlof Shaffesburry dan Edmund Burke.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar