MANUSIA DAN CINTA KASIH - LANJUTAN
1.
Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa
Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta
atau perasaan suka kepada seseorang.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga.
Komunikasi antara anak dan orangtua. Pada prinsipnya anak terlahir dan
terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orangtuanya. Pengembangan watak
anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua.
Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal
balik antara orangtua dan anak.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan
seseorang menjadi morfinis, keberandalan remaja, frustasi dan sebagainya,
dimana semuanya di latar belakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam
kehidupan keluarganya.
Adalah kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan di anak
dalam masyarakat. Orangtua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam
demikian pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan:
a. Orangtua bersifat
aktif, si anak yang pasif
Dalam hal ini orangtua memberikan kasih sayang terhadap
anaknya yang baik berupa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak
menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak
menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat. Tidak berani menyatakan
pendapat, minder, sehingga anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
b. Orangtua bersifat
pasif, si anak aktif
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih
sayang terhadap orangtuanya. Kasih sayang ini diberikan secara sepihak,
orangtua mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa
yang diperbuat si anak.
c. Orangtua bersifat
pasif, si anak pasif
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya,
tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga
sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri,
tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. Orangtua hanya memenuhi dalam bidang
materi saja
d. Orangtua bersifat
aktif, si anak aktif
Dalam hal ini orangtua dan anak saling memberikan kasih
sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orangtua dan anak
sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling
membutuhkan.
Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu sedang
menyusui atau menggendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap, ditimang-timang,
dinyanyikan, meskipun bayi itu tidak tahu arti kata-kata, lagu dan sebagainya.
Ada bermacam-macam kasus kasih sayang dalam kehidupan.
Semua orangtua mengharapkan hidup anaknya bahagia. Karena itu tidak sedikit
orangtua menumpahkan kasih sayang secara berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
dan pendapatnya. Ada yang secara berlebihan, disiplin, secara memberikan
kebebasan dan sebagainya. Karena itu ada yang berhasil, tetapi banyak juga yang
gagal.
2.
Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra, yang artinya perasaan
simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita
yang sedang dimabuk asmara mapun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada
dasarnya adalah perwujudan kasih sayang yang mendalam.
Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih
mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius,
ia terlempar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain.”
Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William
Shakespare dalam kisah “Romeo dan Juliet”, bila di Indonesia kisah Roro
Mendut-Pronocitro.
Yose Ortage Y Gasset dalam novelnya “On Love” mengatakan “Di
kedalaman sanubarinya seorang pencinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat
dengan objek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan
melibatkan seluruh eksistensinya.”
Selanjutnya
Jose mengatakan, bahwa si pencinta tidaklah kehilangan pribadinya dalam aliran
energi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta
yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.
Kemampuan
mencinta memberi nilai hidup kita dan menjadi ukuran terpenting dalam
menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Dari
uraian di atas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang
mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan
martabat dirinya sendiri.
Cinta
yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah
perwujudan dari cinta.
Tiap
manusia pernah bercinta, hanya saja tidak setiap manusia dapat melahirkan rasa
cinta dalam bentuk seni. Bagi penyair mencurahkan rasa cintanya adalah biasa. Kalau
Rendra mencurahkan kemesraannya dalam bentuk puisi, maka Chairil Anwar
mencurahkan kemesraannya dalam bentuk bebas dari bentuk yang telah ada. Coba resapilah
sajak kemesraan Chairil Anwar berikut ini:
AJAKAN
Ida
menembus sudah cahaya
udara tebal kabut
kaca hitam lumut
pencar-pencar sekarang
di ruang tengah lapang
mari ria lagi
tujuh belas tahun kembali
bersepeda sama-gandengan
kita jalani ini jalan
ria bahagia
tak acuh apa-apa
gembira riang
biar hujan datang
kita mandi basahkan diri
tahu pasti sebentar kering lagi.
3.
Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu menifestasi cinta manusia kepada Tuhannya
yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan
kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Apa sebab
itu terjadi adalah karena Tuhan mencipta alam semesta.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur
segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu ketakutan
manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu
manusia memuja-Nya. Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada
Tuhan adalah bagian hidup manusia. Karena Tuhan pencipta alam semesta termasuk
manusia itu sendiri. Dan penciptaan alam semesta untuk manusia.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan
sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Solat di rumah, di
masjid, sembahyang di pura, di candi, di gereja bahkan di tempat-tempat yang
dianggap kramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang
dianggap Tuhan.
Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin
berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti manusia memohon ampun atas
segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar
ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada
padanya, dan lain-lain.
Bila setiap hari sekian kali manusia memuja kebesarannya
dan selalu mohon apa yang kita inginkan, dan Tuhan selalu mengabulkan
permintaan umat-Nya, maka wajarlah cinta manusia kepada Tuhan adalah cinta mutlak.
Cinta yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Alangkah besar dosa kita, apabila kita
tidak mencintai-Nya, meskipun hanya sekejap.
4. Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada tiga macam cinta. Cinta
agape ialah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta philia ialah cinta kepada ibu
bapak (orangtua) dan saudara, dan ketiga cinta amor/eros ialah cinta antara
pria dan wanita. Beda antara cinta eros dan amor ini ialah cinta eros karena
kodrati sebagai laki-laki dan perempuan, sedangkan cinta amor karena
unsur-unsur yang sulit dinanar, misalnya gadis normal yang cantik mencintai dan
mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil.
Disamping itu masih ada cinta lagi yaitu cinta terhadap
sesama. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta
philia. Cinta sesama ini diberikan istilah belas kasihan untuk membedakan
antara cinta kepada orangtua, pria-wanita, cinta kepada Tuhan.
Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas
kasihan, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya,
pandainya, melainkan karena penderitaannya. Penderitaan ini mengandung arti
yang luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim, yatim piatu, penyakit yang
dideritanya, dan sebagainya.
Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada
nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Kemudian apa bedanya Rahmah dengan
Rahman? Kalau Rahman ada unsur memberi. Misalnya seseorang memusuhi kita,
tetapi kita tidak membalasnya, malahan kita jadikan dia sebagai teman baik. Jadi
pengertian rahmah adalah kita menaruh perhatian (simpati) terhadap penderitaan
orang lain, lalu kita menunjukkan jalan keluar kepadanya. Tetapi kalau kita
menaruh rasa simpati kepada orang yang tidak dalam kesulitan, sehingga
menyebabkan rusak (menjerumuskan), maka hal itu disebut memanjakan.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang
yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah
ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka
berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.
5. Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan
pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok
yang sampai waktu itu terdapat diantara dua orang yang asing satu sama lain. Tetapi
seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan
yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja. Bilamana orang
asing tadi telah menjadi seseorang yang diketahui secara intim, tak ada lagi
rintangan yang harus diatasi, tidak ada lagi kemesraan tiba-tiba yang harus
diperjuangkan. Pribadi yang dicintai telah dipahami orang seperti dirinya
sendiri. Atau barangkali harus dikatakan “kurang” dipahami seperti dirinya
sendiri. Apabila terdapat perasaan yang telah mendalam terhadap pribadi yang
lain apabila orang dapat mengalami ketakterhitungan pribadinya sendiri, maka
pribadi orang lain tidak pernah akan begitu biasa baginya, dan keajaiban
mengatasi rintangan-rintangan dapat terjadi lagi berulang-ulang tiap hari. Tetapi,
untuk kebanyakan orang pribadinya, seperti juga pribadi orang lain, mudah
dipahami cukup lengkap. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh
dengan cara hubungan seksual. Karena mereka mengalami keterpisahan orang lain
terutama sebagai keterpisahan fisik, maka dengan mengadakan penyatuan fisik,
orang telah mengatasi keterpisahan tersebut, demikian anggapannya.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar