Selasa, 27 Januari 2015

Eksternalitas adalah....

Eksternalitas adalah kegiatan atau tindakan (ekonomi) yang membawa dampak bagi orang lain. Dalam ilmu ekonomi, eksternalitas dijelaskan sebagai dampak yang timbul akibat hasil pasar terhadap kelompok selain produsen dan konsumen. Eksternalitas dibagi menjadi dua yaitu, eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Adanya eksternalitas, menjadikan pasar tidak efisien sehingga menimbulkan kegagalan pasar.

Eksternalitas positif adalah tindakan (ekonomi) yang membawa dampak positif kepada orang lain. Contoh kegiatan yang merupakan eksternalitas positif adalah imunisasi, pendidikan, dan penemuan teknologi baru.

Eksternalitas negatif adalah tindakan (ekonomi) yang membawa dampak negatif kepada orang lain. Contoh yang dapat membawa dampak negatif adalah merokok, membuang limbah sembarangan, asap kendaraan dan pabrik, dan mabuk karena minuman beralkohol.

Untuk menanggulangi eksternalitas negatif dapat dilakukan dengan dua cara. Penanggulangan eksternalitas dapat dilakukan dengan campur tangan pemerintah atau tanpa campur tangan pemerintah. Penanggulangan terhadap eksternalitas negatif ini sangatlah diperlukan untuk melindungi masyarakat.

Kebijakan melalui campur tangan pemerintah dibagi menjadi dua yaitu, kebijakan publik dan kebijakan berdasarkan pasar. Kebijakan publik adalah kebijakan untuk menanggulangi eksternalitas negatif dengan cara menetapkan peraturan dan melakukan pengendalian terhadap kegiatan yang berdampak negatif bagi masyarakat. Kebijakan berdasarkan pasar terdiri dari dua yaitu, menentapkan pajak, dan pertukaran izin mengeluarkan polusi. Dengan adanya pajak diharapkan swasta mampu untuk meningkatkan efisiensi sosial atas eksternalitas negatif yang ditimbulkan. Sedangkan dengan adanya pertukaran izin mengeluarkan polusi maka perusahaan yang dapat menanggulangi polusi dengan biaya rendah dapat menjual izinnya kepada perusahaan yang menanggulangi polusi dengan biaya tinggi.

Kebijakan lain yang dapat ditempuh untuk menanggulangi eksternalitas negatif adalah kebijakan tanpa campur tangan pemerintah. Kebijakan ini bertujuan agar pasar menyelesaikan sendiri masalah atau dampak eksternalitas negatif tersebut. Kebijakan ini dapat dibagi menjadi empat. Kebijakan tersebut meliputi, penerapan kode etik moral dan sanksi sosial, pengawasan oleh lembaga atau organisasi sosial, pengintegrasian beberapa tipe bisnis, dan pelaksanaan perjanjian antara pihak yang berkepentingan.

Eksternalitas dapat menyebabkan tidak efisiennya pasar sehingga menimbulkan kegagalan pasar. Dalam eksternalitas, tindakan produsen dan konsumen membawa dampak kepada kelompok lain. Akan tetapi, dampak yang disebabkan ini tidak dibayarkan oleh konsumen dan produsen kepada kelompok lain. Dengan kata lain, produsen dan konsumen di dalam pasar mengabaikan adanya efek external yang timbul akibat kegiatan pasar. Hal ini menyebabkan jumlah equilibrium antara permintaan dan penawaran pada pasar menjadi tidak efisien akibat diabaikannya efek eksternal tersebut. Oleh karena itu, terjadilah kegagalan pasar akibat equlibrium gagal dalam menghitung manfaat kepada masyarakat secara keseluruhan.




Source:


Minggu, 04 Januari 2015

Ringkasan Bab 11 Ilmu Budaya Dasar | Manusia dan Harapan

Bab 11
Manusia Dan Harapan

A.      Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.

B.      Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan

Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

Dorongan Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergemira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

Dorongan Kebutuhan Hidup pada garis besarnya dapat dibedakan atas: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah misalnya makan, minum, pakaian, rumah (sandang, pangan dan papan). Kebutuhan rohaniah misalnya ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.

Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah:
·         Kelangsungan hidup (survival)
·         Keamanan (safety)
·         Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
·         Diakui lingkungan (status)
·         Perwujudan cita-cita (self actualization)

C.      Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artiya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.


D.     Berbagai Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas:
1.        Kepercayaan pada diri sendiri
2.       Kepercayaan kepada orang lain
3.       Kepercayaan kepada pemerintah

4.      Kepercayaan kepada Tuhan

Ringkasan Bab 10 Ilmu Budaya Dasar | Manusia dan Kegelisahan

Bab 10
Manusia dan Kegelisahan

A.      Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan nyata (obyektif), kecemasan neorotik, dan kecemasan moril.
1.        Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan addalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya.

2.       Kecemasan Neoritis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini terbagi tiga macam, yaitu:
-          Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan.
-          Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia).
-          Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap, dan sebagainya.

3.       Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi; iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.


B.      Sebab-sebab Orang Gelisah
Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

C.      Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan bersikap tenang, kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

D.     Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti,  tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.

E.      Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lenggang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lenggang, tidak berteman.
Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.

F.       Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat dtentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.

G.      Sebab-sebab Ketidakpastian

Beberapa sebab orang tak dapat berikir dengan pasti adalah:

1.        Obsesi adalah adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal—hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diiketahui oleh penderita.

2.       Phobia adalah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.


3.       Kompulasi adalah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.

4.      Histeria adalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugest dari sikap orang lain.


5.       Delusi menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar keyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ada tiga macam, yaitu:
·         Delusi Persekusi: Menganggap keadaan sekitarnya jelek.
·         Delusi Keagungan: Menganggap dirinya orang penting dan besar.
·         Delusi Melancholis: Merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa

6.      Halusinasi adalah khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.

7.       Keadaan Emosi Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau bicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.


H.     Usaha-usaha Penyembuhan Ketidakpastian


Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Apabila penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita adalah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.

Ringkasan Bab 9 ilmu Budaya Dasar | Manusia dan Tanggung Jawab

Bab 9
Manusia dan Tanggung Jawab

A.      Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung Jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.

B.      Macam-macam Tanggung Jawab
Tanggung jawab dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:
(a.)  Tanggung jawab terhadap diri sendiri
(b.) Tanggung jawab terhadap keluarga
(c.)  Tanggung jawab terhadap masyarakat
(d.) Tanggung jawab kepada Bangsa/Negara
(e.) Tanggung jawab terhadap Tuhan

C.      Pengabdian dan Pengorbanan
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berari pemberian untuk menyatakn kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.Sedangkan pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan.


Manusia dan Harapan | Tugas 13 Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar

MANUSIA DAN HARAPAN 1. Pengertian Harapan Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, se...